LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
PEWARNAAN GRAM
Nama : Indra Darmawan M
NIM : J1A116038
Kelompok : 3 (Tiga)
Shift : 1 (Satu)
Asisten : Hirayati,
S.Si
![]() |
Nilai
Laporan
|
Tanggal
Terima Laporan dan
|
|
Paraf
Asisten
|
||
|
|
|
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu
basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun
kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu
monobasil, diplobasil, tripobasil, dan sebagainya. Sedangkan pada bentuk kokus dibagi monokokus, diplococcus,
staphylococcus, dan sebagainya. Khusus pada spiral hanya dibagi 2 yaitu
setengah melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui
teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna
merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan
yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada
bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain itu, ada
endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam
kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap
berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Rudi, 2010).
Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai
prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan identifikasi data apakah gram
positif atau gram negatif sehingga diperlukan adanya praktikum ini dilakukan
agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan gram. Habitat endospora bakteri
ini adalah tanah. Mikroba tersebut dalam bentuk spora yang kekurangan nutrisi.
Organisme ini dapat menghasilkan antibiotik selama sporulation. Contohnya
polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacillin. Banyak dari mikroba Bacillus
dapat menurunkan Polymers seperti protein, pati, dan pektin, sehingga bakteri
ini merupakan penyumbang penting kepada siklus karbon dan nitrogen. Akan tetapi
apabila terkontaminasi, dapat menyebabkan pembusukan. Berdasarkan pewarnaan sel
vegetatif didapatkan warna kemerahan dan warna endosporanya adalah hijau (Schaechter,
2006).
1.2 Maksud dan Tujuan
Untuk membedakan bakteri gram
positif dan gram negatif dengan melihat dinding sel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pewarnaan sederhana yaitu
pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk
melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya .
Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa dan pada umumnya antara
lain kristal violet , metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin (Lay, 1994).
Penggunaan zat pewarna
memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang
mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat
salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang
digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang
memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negative
(Dwidjoseputro, 1998).
Tujuan dari pewarnaan adalah
untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati
struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna
yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui (Hadioetomo.
1990).
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan
sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai
(umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah
garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif
dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua,
yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna
adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion
yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut
pewarna negatif (Hadioetomo. 1990).
Prosedur pewarnaan yang
menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif. Dalam prosedur
pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang bermuatan positif maupun zat
warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar
belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan
mikroorganisme yang tak berwarna. (Dwidjoseputro, 1998)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari
Rabu, tanggal 3 Mei 2017, pukul 08.00-10.00 WIB, bertempat di
Laboratorium Mikrobiologi Dasar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain autoklaf, 2
tabung reaksi, 2 cawan petri, bunsen,jarum ose, dan rak tabung reaksi.
3.2.2 Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain aquades, media NA yang
telah ditumbuhi bakteri, aluminium foil, plastik wrap, dan kapas.
3.3 Skema Kerja
1.
Siapkan semua alat dan bahan.
2.
Persiapan preparat sampel. Kaca objek
disterilkan dengan alkohol.
3.
Fiksasi.
4.
Tetesi 2-3 tetes pewarna 1 (violet kristal)
keatas sampel.
5.
Diamkan selama ± 1 menit.
6.
Bilas dengan akuades dengan cara dialiri.
7.
Berikan 2-3 tetes larutan lugol / yodium.
Biarkan selama selama ±
1 menit.
8.
Bilas kembali dan kering anginkan.
9.
Beri 2-3 tetes alkohol 95%. Biarkan selama ± 10-20 detik.
10. Cuci
sebentar.
11. Tetesi
2-3 tetes pewarna 2 (Safranin) keatas sampel.
12. Bilas
dengan akuades dan keringkan dengan tisu.
13. Amati
dengan mikroskop dengan diberi minyak imersi terlebih dahulu.
BAB IV
ISI
4.1 Data Pengamatan
Tabel hasil
|
|||||
Jenis Bakteri
|
Bentuk Bakteri
|
Pengamatan pada perbesaran 10
|
Pengamatan Pada Perbesaran 100
|
Bakteri Gram
|
|
Bacillus sp
|
Monobasil (basil tunggal)
|
Berwarna ungu
|
Berbentuk basil tunggal
|
Positif
|
4.2 Analisa Data
Berdasarkan terori yang
melandasi, bakteri gram positif akan berwarna ungu dari mulai diberikan larutan
kristal violet sampai dengan safranin, sedangkan bakteri gram negatif saat
diberikan larutan kristal violet akan berwarna ungu, saat diberi alkohol tidak
berwarna, dan saat diberi safranin warnanya menjadi kemerahan.
Saat di bawah mikroskop praktikan
mengamati menggunakan perbesaran 10x untuk melihat warna yang dihasilkan
bakteri untuk melihat bakteri tersebut termasuk bakteri gram positif atau
negatif. Selanjutnya praktikan mengamati menggunakan perbesaran 100x untuk
melihat bentuk bakteri yang lebih detail lagi. Dan didapatkan hasil bahwa
bakteri tersebut berwarna ungu (bakteri gram positif) dan berbentuk monobacillus ( basil tunggal). Dan
diperolehlah jenis bakteri tersebut yaitu Bacillus
sp.
4.3 Pembahasan
Pengecatan gram merupakan salah satu
teknik pewarnaan yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri
(mikroorganisme). Menurut Wahyuningsih, (2008),
zat warna yang digunakan pada pengecatan Gram meliputi crystal violet ,
yodium , alkohol dan safranin. Fungsi dari masing-masing zat warna tersebut
adalah :
1. Crystal Violet
Berwarna ungu yang merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi warna
mikroorganisme target. Crystal Violet bersifat basa sehingga mampu
berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam , dengan begitu sel
mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna (Ungu).
2. Yodium
Merupakan pewarna Mordan , yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi pewarna
primer yang diserap mikroorganisme target. Pemberian yodium pada pewarnaan gram
dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna oleh bakteri.
3. Alkohol
Solven organik yang berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat
warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Pemberian alkohol pada pengecatan ini
dapat mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan, yaitu bakteri akan tetap
berwarna ungu atau bakteri menjadi tidak berwarna
4 4. Safranin
Safranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini
berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama
setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain, memberikan warna pada
mikroorganisme non target.
Pewarnaan gram dilakukan untuk
mengelompokkan bakteri menjadi 2 yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Pada pewarnaan gram, hasil yang didapat akan ditentukan dari komposisi
dinding sel bakteri. Pada pewarnaan gram ini, reagen yang digunakan ada 4
jenis, yaitu kristal violet, iodine, alkohol dan safranin. Bakteri gram positif
akan mempertahankan warna ungu dari kristal violet sehingga ketika diamati
dengan mikroskop akan menunjukkan warna ungu sedangkan bakteri gram negatif
tidak dapat mempertahankan warna ungu dari kristal violet tetapi zat warna
safranin dapat terserap pada dinding sel sehingga akan memperlihatkan warna
merah. Uji biokimia untuk gram negative adalah uji oksidasi sedangkan untuk
gram positif dapat dilakukan pewarnaan endospora (Pratita, 2012)
Ditinjau dari komponen penyusun
dinding sel bakteri gram positif relatif lebih sederhana berbanding bakteri
gram negatif yaitu terdiri dari dua sampai tiga lapis membrane sitoplasma yang
tersusun dari asam teikhik dan asam teikhouronik berupa polimer yang larut
dalam air, sedangkan dinding sel bakteri negatif lebih kompleks dan lebih
tebal, tersusun dari peptidoglikon, lipoprotein dan lipopolisakarida, sehingga
dinding sel bakteri gram positif lebih permeable terhadap senyawa yang bersifat
hidrofil dibandingkan sel bakteri gram negatif (Fatimah, 2006).
Bakteri gram positif memiliki
dinding sel yang lebih sederhana, dengan jumlah peptidoglikan yang relatif
banyak. Dinding sel bakteri gram negatif memiliki peptidoglikan yang lebih
sedikit dan secara struktural lebih kompleks. Membran bagian luar pada dinding
sel gram negatif mengandung lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat
dengan lipid. ( Campbell, 2003 ).
Bakteri gram positif dapat
mempertahankan zat warna metil ungu pada saat pewarnaan gram, sedangkan bakteri
gram negatif tidak dapat mempertahankan warna metil ungunya setelah dilias oleh
alkohol. Akan tetapi saat bakteri ditetesi oleh safranin, maka bakteri gram
negatif akan menjadi warna merah. Menurut Suriawiria (1985), hal ini disebabkan oleh perbedaan
dasar antara bakteri gram positif dan negatif pada komponen dinding selnya.
Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma
organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel
organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel.
Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidoglikogen
yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan peptidoglikogennya tipis
(1-3 nm).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa bakteri gram positif setelah pewarnaan gram
akan tetap berwarna biru yang didapat dari crystal
violet, sedangkan bakteri gram negatif akan berubah menjadi merah yang
didapat dari sakranin. Hal ini
terjadi karena perbedaan peptidoglikannya, dimana bakteri gram positif memiliki
sebagian besar peptidoglikan sedangkan bakteri gram negatif hanya memilik
sedikit peptidoglikan dan lipoprotein.
5.2 Saran
Sebelum melaksanakan praktikum,
sebaiknya praktikan harus bisa menguasai cara kerja yang akan dikerjakan.
Selain itu, ketelitian juga perlu ditingkatkan mengingat pada beberapa
praktikum yang telah dilakukan masih ada saja kesalahan dalam melakukan langkah
kerja. Lalu, praktikan harus meninggalkan kebiasaan buruk dan melakukan
kebiasaan baik, serta pengerjaannya harus benar-benar aseptis.
No comments:
Post a Comment